Bermain dan Belajar Bersama Abrisam
Siapa
bilang Anak umur 2-3 bulan tidak bisa diajak bermain? Abrisam si Anak Cerdas bisa!
Berikut sedikit
sharing mengenai pengalaman menarik yang
saya lakukan bersama Abrisam.
Saya
Dewiyana, Ibu dari Abrisam. Anak saya sekarang berada di usia 3 bulan. Abrisam lahir
di usia kandungan 34 minggu, ia terlahir prematur dengan Berat Badan Lahir
Rendah (BBLR) yaitu hanya 2050 gram. Sebagai ibu muda, waktu itu saya cukup
was-was, bisa ngga ya tumbuh kembangnya berlangsung normal seperti anak bayi
pada umumnya dan ngga stunting.
Hari
demi hari saya pantau dari segi fisik pertumbuhan Abrisam sangat bagus sekali,
dengan disiplin saya berikan ASI hampir tiap jam sekali, akhirnya bisa membuat kenaikan
berat badannya yang sekitar 1,5-2 Kg dalam satu bulan. Saya menjadi optimis, dilihat
dari pesatnya tumbuh kembang fisiknya maka saya dapat melakukan eksplorasi
lebih untuk melatih motorik dan sensoriknya di usia 2-3 bulan.
Mumpung
masih dalam masa cuti hamil, saya gunakan waktu semaksimal mungkin untuk bermain
dan belajar bersama Abrisam. Yap! Fulltime
mom...
“Sebelumnya kita harus
mengetahui terlebih dahulu bahwa cara belajar orang dewasa dan anak berbeda.
Termasuk perbedaan dalam penggunaan indra. Pada orang dewasa misalnya saat
membaca, hanya menggunakan indra penglihatan saja. Saat orang dewasa
mendengarkan musik yang digunakan hanya indra pendengaran saja. Ternyata
berbeda dengan seorang bayi, dia akan berusaha menjilat, meremas, meraih,
mengetuk-ngetuk bahkan membanting benda yang ia inginkan untuk eksplorasi.”
(Paramita, 2017)
Keyakinan
bahwa anak membutuhkan seluruh indranya untuk mendapatkan informasi baru sangat
membantu saya sebagai orang tua baru
untuk terus memberikan yang terbaik. yaitu dengan terus mengoptimalkan
tumbuh kembangnya dalam tiap tahapan usia. Ketertarikan saya mengenai dunia parenting saya mulai dengan membaca buku
atau artikel sesering mungkin pada saat hamil.
Sering Ajak Anak Ngobrol
Saat
Abrisam lahir saya dan ia dipisahkan selama 1 x 24 jam karena Abrisam harus di
inkubator. Jelas, pada saat itu impian saya untuk melakukan Inisiasi Menyusui
Dini (IMD) pupus. Esok harinya saya sudah ditemukan dengan Abrisam pagi hari,
syukur Alhamdulillah ASI saya juga sudah keluar. Tapi sangat takut Abrisam
tidak mau menyusu langsung karena tidak IMD. Lalu saya peluk dia dan saya
dekatkan pelan-pelan untuk menyusu. Saya mengajaknya berbicara seperti yang
saya lakukan dengannya sejak dalam kandungan. “ayo anak pinter... waktunya minum susu ya..” saya ulang dan look... Abrisam dengan semangat mencari sendiri dan langsung bisa
menyusu dengan baik walaupun tidak IMD. Jadi colostrumnya tetap bisa masuk ke
tubuhnya dengan sempurna.
Bacakan Cerita/Dongeng
Sebelumnya, terima kasih nih buat kado dari Aa' Gilang, Abrisam sangat suka.. Hehehe.
Sama halnya dengan seringnya saya mengajak Abrisam berbicara saya juga membacakan ia cerita/dongeng sejak dalam kandungan. Sebagai seorang muslim pertama, saya perkenalkan dirinya dengan Allah, membacakan cerita-cerita islami dan cerita anak. Saya lanjutkan pada saat Abrisam sudah lahir, satu bulan, dua bulan mulai menunjukkan melalui pandangan yang antusias dan fokus. Di usia 3 bulan saat penglihatannya mulai optimal dan keluar ocehan-ocehan dari mulutnya saya tunjukkan buku yang bergambar dan berwarna, contohnya saja untuk buku mengenal angka 1-10. Saya bacakan berulang cerita dalam buku, sangat mengejutkan sekali, #AnakCerdasItu ketika saya memancing dia berbicara “sa..” spontan dia bilang “tu..”, “dua.. a”, ti...ga”. Uji coba yang saya lakukan hanya membacakan angka 1-3 atau 6 halaman dalam waktu beberapa hari saja dan ternyata cukup menstimulus indra penglihatan dan pendengarannya.
Sama halnya dengan seringnya saya mengajak Abrisam berbicara saya juga membacakan ia cerita/dongeng sejak dalam kandungan. Sebagai seorang muslim pertama, saya perkenalkan dirinya dengan Allah, membacakan cerita-cerita islami dan cerita anak. Saya lanjutkan pada saat Abrisam sudah lahir, satu bulan, dua bulan mulai menunjukkan melalui pandangan yang antusias dan fokus. Di usia 3 bulan saat penglihatannya mulai optimal dan keluar ocehan-ocehan dari mulutnya saya tunjukkan buku yang bergambar dan berwarna, contohnya saja untuk buku mengenal angka 1-10. Saya bacakan berulang cerita dalam buku, sangat mengejutkan sekali, #AnakCerdasItu ketika saya memancing dia berbicara “sa..” spontan dia bilang “tu..”, “dua.. a”, ti...ga”. Uji coba yang saya lakukan hanya membacakan angka 1-3 atau 6 halaman dalam waktu beberapa hari saja dan ternyata cukup menstimulus indra penglihatan dan pendengarannya.
Berikan Mainan yang Dapat Menstimulus Ia
untuk Meraih
#DukungCerdasnya dengan terus melatih kecerdasan anak dalam praktik kehidupan sehari-hari. Agar anak tumbuh dan berkembang dengan optimal di setiap tahapan usianya, berikan mainan yang dapat menstimulusnya untuk meraih. Anak bayi berusia 2-3 bulan sudah bisa mengendalikan gerak banda, misalnya telapak tangan, lengan dan kakinya. Oleh karena itu kita harus tetap memberikan stimulus anak kita untuk meraih dengan tetap memperhatikan keamanan mainan tersebut, yaitu yang ada tanda SNI ya.. artinya sudah lolos uji standar keamanannya. Kegiatan ini secara tidak langsung akan menguatkan otot-otot tangannya dan meningkatkan koordinasi antara mata dan tangan. Kegiatan bermain ini saya lakukan sejak usia Abrisam 2 bulan, meskipun pandangannya belum sepenuhnya fokus saya mulai melatih penglihatannya dengan memberikan warna-warna yang mencolok. Jangan lupa playmate sambil digerak-gerakkan kesana-kemari agar ia terlatih untuk memandang dengan fokus.
Tummy
Time
Untuk tumbuh kembang yang optimal saya juga mulai sering melatihnya untuk tengkurap atau tummy time, pada awal latihan ia akan biasa saja, tidur sejajar tanpa ada gerakan, namun di usia mendekati 3 bulan diimbangi dengan gerakannya yang mulai aktif, Abrisam mulai mengangkat kepala meski hanya beberapa detik. Semakin terus dilatih setiap hari sekarang Abrisam sudah bisa tengkurap dengan mengangkat kepala selama sekitar 1-2 menit. Hal ini tentu sangat banyak manfaatnya diantaranya melatih otot kepala, otot leher dan tubuh bagian belakang. Lakukan latihan ini satu jam setelah menyusui agar anak bayi tidak gumoh dengan durasi 5-10 menit saja.
"It is easier to BUILD UP a child than it is TO REPAIR an adult" (Anonymous)
Semoga bermanfaaat ya....
Daftar Pustaka:
Paramita,
VD . 2017. Jatuh Hati pada Montessori. Yogyakarta : B First
Komentar
Posting Komentar