Hilangnya Budaya Malu di Negeri Tercinta

           
            Ada satu hal yang membuat saya bertanya pada saat ini. Sempat saya mengadakan bincang-bincang mengenai masalah kesalahan sistem manajemen di Indonesia dengan dosen saya. Beliaunya sempat menyebutkan kata-kata bahwa Indonesia ini sudah tertata budayanya. Sampai dirumah saya berpikir ulang jika memang budaya ini sudah tertata kenapa berbanding terbalik terhadap aspek kehidupan yang begitu carut marutnya di Indonesia.Kita ambil saja kasus korupsi. Sebenarnya saya juga heran dari mana dan siapa asal kata korupsi itu digunakan di negeri kita. Mungkin terjemahan dari bahasa inggris dari asal kata “corrupt” kemudian di Indonesai menjadi istilah “korupsi” yang kemudian disepakati oleh sekelompok masyarakat.
            Hingga kini tersebutlah kata korupsi sebagai nama untuk tindakan pencurian aset negara di kalangan pemerintahan baik itu besar atau kecil jumlahnya. Bukan masalah setuju atau tidaknya saya dengan kata korupsi tersebut, tapi cukup terkejut ketika saya menyadari bahwa sebenarnya budaya yang ditanamkan di Indonesia sendiri sejak dari dulu adalah budaya untuk berkorupsi. Apalagi masalah disiplin waktu, Indonesia sangat terkenal dengan jam karetnya alias selalu molor. Tapi budaya itu tidak pernah kita disadari hingg kini sudah menjadi dasar pemikiran orang- orang terbukti dengan adanya tindakan korupsi di semua kalangan pekerja. Perbuatan korupsi sekarang seolah menjadi hal yang sangat biasa, tak peduli berapa tingginya nominal yang sudah dimakan oleh tikus- tikus negara. Inikah Indonesia, negara yang sudah tertata budayanya. Atau jangan- jangan budaya di Indonesia yang begitu ragamnya hanya sebuah klise belaka.
            Disadari atau tidak bahwa ada yang hilang di negeri ini yaitu budaya yang paling mendasar yang harus dimiliki oleh setiap orang yakni “rasa malu”.  Peribahasa, “guru kencing berdiri, murid kencing berlari” suru kencing berdiri, murid kencing berlari seolah sangat dibenarkan adanya. Sungguh ironi, padahal mereka yang duduk disana itu semua adalah seorang akademisi, orang-orang yang cerdik pandai. Menyedihkan sekali jika budaya malu di negeri ini telah hilang. Semua bebas melakukan political will yang mereka inginkan dengan meninggalkan budaya malu yang seharusnya harus melekat pada diri tiap individu. Hingga sekarang tersangka korupsi pun yang sudah diketahui busuk kasusnya terlihat sangat biasa tanpa ada rasa takut yang mendalam. Juga karena tidak adanya hukuman yang tegas terhadap pelaku korupsi di negeri ini. Yang disana tetap tidak sadar bahwa setiap pidatonya diselipkan curhatan-curhatan yang tak semestinya diungkapkan. Jika semua kasus dan permasalahan negeri memang di setting oleh pemerintahan betapa tidak punya malu-nya mereka. Indonesia adalah negara yang mayoritas penduduknya muslim, dan meyakini bahwa “rasa malu itu sebagian dari iman”, jika rasa malu ini hilang maka masih  beriman-kah mereka? Wallahua'lam bisshowab

Habis ngobrol asik sama Prof.Widodo di ruangannya. Jarang-jarang ada MABA yang diajak ngobrol sama beliau lho. Ahik!
                                              

Komentar

Postingan Populer