Woman Essentials

Wanita, Akankah Dibutuhkan oleh Dunia?

"Wanita pada hakekatnya diciptakan Tuhan sebagai pemanis hidup." 
Hakekat itu terletak pada tiap tiap wanita yang sudah mengetahui essensinya sebagai seorang wanita. Jika tidak bisa menjadi sebuah pemanis hidup lantas perlu dipertanyakan kepada seorang wanita, akankah dibutuhkan oleh dunia?
Tentu pertanyaan yang sangat konyol dan pasti semua wanita menjawab “iya” akan pertanyaan seperti itu tanpa mengetahui sebuah essensi yang penting dari adanya wanita itu sendiri. Wanita adalah seorang makhluk yang dilahirkan untuk menjadi seorang ibu nantinya setelah ia menikah, seorang ibu yang memiliki keturunan anak. Penulis pikir ada empat fase yang terpenting bagi hakekat seorang wanita. Yang pertama, saat wanita itu tumbuh akil baligh yang ditandai dengan munculnya menstruasi. Dimana alat reproduksi seorang wanita sudah bisa berfungsi sebagaimana mestinya. Di fase itulah seorang wanita tumbuh menjadi dewasa. Kedewasaan untuk bersikap, menjalani hidup hingga tumbuh menjadi seorang remaja pada umumnya.
Tetapi yang perlu diperhatikan dalam fase ini adalah seorang wanita tersebut harus memiliki rasa “malu” untuk menjaga dirinya. Rasulullah SAW bersabda “Jika Allah hendak menghancurkan suatu kaum  (negeri), maka terlebih dahulu dilepaskannya rasa malu dari kaum itu”. (HR. Bukhori- Muslim). Dari sabda tersebut tentu sebagai seorang wanita haruslah peka terhadap apa yang ada pada perubahan apapun yang ada di dunia, termasuk perubahan yang bersifat mafsadah atau merusak. Untuk itulah mengapa sebagai seorang wanita harus memiliki rasa malu sebagai benteng iman didalam dirinya. Penulis membenarkan jika ada sebuah ayat yang menyatakan bahwa “rusaknya suatu negara itu terletak pada keadaan seorang wanita didalamnya”.
Oleh karena itu seorang wanita yang sudah tumbuh menjadi dewasa haruslah mengetahui hakekat untuk apa dan mengapa ia diciptakan. Yang kedua, setelah seorang wanita dituntut untuk memiliki rasa malu tentu tidak begitu saja dilaksanakan tanpa sebuah pengetahuan dan ilmu yang pasti. Menjadi seorang wanita haruslah cerdas, basicly yang penulis maksudkan adalah cerdas untuk memimpin dirinya sendiri.
Menjadi wanita yang tangguh dan berpengetahuan akan lebih menunjang kehidupan dan moralitas seorang wanita. Bukankah Tuhan sduah memerintahkan kepada umatnya akan kewajiban menuntut ilmu bagi seorang muslim dan "muslimah".  Banyak yang bilang buat apa sih kita sebagai seorang wanita harus menuntut ilmu, toh ujung dari kodrat kita nantinya akan berada di dapur juga. Penulis rasa sebagai seorang wanita yang berpengetahuan akan lebih pintar dan lebih bisa untuk menjadi bekal berkehidupan.
Begitu juga dengan pola pikir dari seorang wanita yang memiliki pengetahuan dan kapasitas yang mencukupi tentu akan berbeda jika dibandingkan dengan wanita yang membiarkan hidupnya mengalir begitu saja. Ketika seorang wanita tersebut sudah tumbuh dewasa, mampu menjaga rasa malunya, hingga memiliki sebuah pengetahuan maka inilah yang disebut periode emas dari seorang wanita yaitu disaat wanita tersebut sudah menikah dan menjadi seorang ibu.
Bukan hanya status semata seorang ibu dianggap, tapi seorang ibu adalah wanita yang mempunyai rasa dan jiwa keibuan dengan sebaiknya. Dimana seorang wanita haruslah lemah lembut dan penuh kasih sayang. Seorang ibu haruslah mampu menstabilkan keadaan keluarga. Seorang ibu harus mampu menciptakan situasi yang kondusif dalam sebuah keluarga. Seorang ibu yang mampu menjadi teladan bagi anak-anaknya dalam mendidik. Karena bukanlah kekerasan yang mampu membuat anak tersebut menjadi pintar, tapi kasih sayang ibu yang lembut yang dapat membentuknya. Itulah wanita sebenarnya sosok wanita dibalik kepemimpinan sepanjang masa yaitu seorang ibu.
Belum berhenti sampai disini yang ingin penulis paparkan ada bagian terpenting yang absurd tidak boleh dilupakan seorang wanita. Pada bagian ke- empat ini yaitu menjadi seorang istri atau ibu yang taat kepada suaminya. Sempat disinggung dibagian awal bahwa wanita diciptakan untuk menjadi pemanis hidup. Lalu pemanis yang bagaimana yang dimaksudkan? Pernah kita mendengar bahwa wanita ada dua pilihan dalam hidupnya. Menjadi racun dunia atau madu. Tak asing tentunya ditelinga kita akan kalimat seperti itu.
Penulis menilik salah satu firman Allah yang berbunyi “Dan diantara tanda- tanda kekuasaanya menjadikan kalian pasangan (istri-istri) dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung dan merasa tentram sebab keberadaannya dan dijadikan diantaramu rasa kasih sayang. Sesungguhnya yang demikian itu terdapat tanda tanda bagi kau yang berpikir”. (Q.S Ar- Ruum:21)
Jadi, wanita diciptakan adalah untuk menjadi madu bukan sebagai racun di dunia. Menjadi istri atau ibu yang berpredikat wanita shalihah yang senantiasa taat dan patuh pada suaminya dan tekun mendidik putra putrinya. Mampu menjadi penenang disaat seorang pemimpin keluarga atau sang suami merasa resah. wanita ini selalu ada dan mendukung dibalik kegiatan seorang suami yang yang sedang berjuang. Baginya rumah mereka adalah sebagai lahan jihad yang menghantarkannya sebagai syuhada. Sebagaimana disinyalir oleh Rasulullah SAW bahwa wanita yang mengurus rumahnya dengan benar sehingga suami dan anak anaknya terpelihara, sama nilainya dengan orang yang jihad di medan perang.
Subhanallah, indah sekali jika kita sebagai wanita mengerti akan essensi atau hakekat dari keberadaan seorang wanita itu sendiri. Lalu apakah masih ragu untuk menjawab pertanyaan penulis yang diletakkan pada judul artikel ini. Wanita, akankah dibutuhkan oleh dunia? Jika kita sudah mengetahui hakekat inti dari seorang wanita  maka bukan lagi iya jawabannya melainkan sangat butuh. Wanita, peradaban bangsa.

Ini artikel jaman awal masuk kuliah, gara-gara di kampus banyak ceweknya. HAHA.

Komentar

  1. bagus artikelnya...ijin share yah...
    salam kenal...^^

    BalasHapus
  2. wah^^ iyaa salam kenal juga.. silahkan di share semoga bermanfaat :D

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer