She is Writer and He is Public Speaker

Sore ini aku akan pergi sama teman kerjaku dulu. Panggil saja dia mbak Nimas. Dia menjemputku bersama suaminya dengan mengendarai mobil Honda Civic tahun 90-an. Rencananya aku mau dikenalkan dengan clien-nya yang membutuhkan bantuanku akan sesuatu hal. Jam 3 sore aku sudah standby di depan gang depan rumahku. Tidak lama kemudian mobilnya sudah tampak dari kejauhan. And she pick me up.

Kami berangkat menuju alamat daerah Surabaya Selatan. Tepatnya di Graha Kebonsari. Mumpung bertemu, jadi waktu di mobil aku pun menanyakan hal-hal wajar yang dilakukan oleh teman yang lama tidak berjumpa. Mulai menanyakan kabar, kesibukan sampai momongan. Hmmm.. asik sekali. Tidak jarang kami saling tertawa, tidak jarang suaminya, Mas Dio itu juga ikut ngobrol sambil nyetir. 

Mbak Nimas dan Mas Dio menikah sejak tiga tahun yang lalu. Mbak Nimas dikatakan menikah muda saat itu. Karena saat menikah, dia masih berumur 20 tahun. Saat aku berumur sekitar 18 tahun—an. Dua puluh menit perjalanan, dengan sedikit macet tentunya. Sekarang, kami sudah sampai di depan rumah Ibu Ivan, orang yang akan dikenalkan kepadaku. Rumahnya cukup besar. Karena lokasinya juga bertepatan dengan perumahan elit. Demen juga kalau melihat rumah-rumah yang bagus seperti rumah ibu Ivan ini. 

“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsalam… .”

Pembantu Ibu Ivan membukakan pintu pagar. Kami dipersilahkan masuk dan menunggu Ibu Ivan yang masih menunaikan sholat Ashar. Kami duduk-duduk di ruang tamu bertiga. Masih sambil melepas kangen. Tiba-tiba Ibu Ivan sudah selesai sholat dan langsung menghampiri kita.

“Eh, Mas Dio… maaf lho ya lama menunggu.”
“Oh tidak apa-apa ibu, santai saja. Kenalkan ini istri saya, namanya Nimas. Dia ngajar juga. Hehehe.”
“Wah, cantik istrinya…. .”
“Hehehe. Makasih bu.” Mbak Nimas. 

***

Ibu Ivan terkagum-kagum. Aku juga. Imajinasiku melebur. Aku terhenyak, membanyangkan. Senangnya kalau aku bisa menikah muda. Yaa.. sesuai dengan cita-citaku, umur 23 tahun. Disaat skripsi, saling memberi semangat, terus ada di wisudaan gitu, foto-foto, wooo, it is very Beautiful. Terus, kita silaturahmi sana-sini berdua, atau menghadiri sebuah undangan acara. Dan kami bertemu oleh orang yang kami kenal.

“Hai, datang sama siapa kamu kesini?”
“Sama istriku yang paling cantik, namanya Dewiyana. She is writer…. .”
And he is public speaker.” Aku menyahuti. Kami saling melirik, saling memuji, kemudian tersenyum penuh goda. 

Aaahh… Subhanallah. Menikah muda itu sepertinya memang berkah banget. Sudah banyak sebayaku yang sudah menikah. Aku menelan ludah, terhenyak kemudian. Meski umur masih 21 tahun. Entah mengapa, ada saja ‘rasa ingin’ saat melihat teman-temanku yang sudah menikah itu. Sepertinya amaaan sekali. Dari segi agama juga berkah, aman, dari segi yang lain juga aman. Ada yang melindungi, ada yang diajak berbagi, ada juga yang disayang-sayang. #Ups. Apalagi ada juga teman KKN-ku yang setiap hari diantar jemput oleh suaminya. Uuh… envy kuadrat deh. Hihihihi… Sabar Nina. Orang sabar nggak ada ruginya kok. Percaya deh sama Allah. 

He say, “She is writer,” I say, “And he is public speaker.”
#imagine


Komentar

Postingan Populer