Mawar Putih Untukmu, Sahabatku
Hari ini adalah
yang paling bahagia untuk sahabat saya Diva. Ya, tanggal 9 Desember
2012 ini dia akan menikah. Dari senin kemarin, saya sebagai
sahabatnya bolak-balik ke rumahnya yang ada di perumahan jalan Karang
Wismo dekat kampus B. Biasalah, seksi sibuk. Hehe. Mulai dari urusan
kewanitaan, beli parfum, beli kaos dalam sampai sabtu kemarin saya
dibuat sedikit capek oleh mawar putih. Diva tidak minta apa-apa. Diva
cuma ingin satu ikat mawar putih dari saya. Kami sama-sama suka
mawar. Mungkin kalau Diva suka mawar putih, tapi kalau saya jujur
lebih suka mawar merah. Akhirnya sabtu pagi setelah dari dokter, saya
putuskan ke jalan Kayon untuk mencari mawar putih buat Diva. Ternyata
untuk hand
bouquet
mawar putih harganya dua ratus ribu. Ya Allah mahalnya….
Setelah muter-muter akhirnya belum dapat. Sementara jam 9 saya sudah harus sampai kampus buat acara bedah film. Okelah, akhirnya sore itu juga setelah dari kampus saya ke jalan Bratang buat nyari satu ikat mawar putih lagi. dan hasilnya nihil juga. Bunga mawar putih disana lebih sedikit dan tidak sampai satu bouquet. Yasudah, terpaksa harus ke jalan Kayon lagi sepertinya. Karena jika sore ini tidak dapat, mungkin besok saya akan mengecewakannya. Saya tidak mau hal itu terjadi.
Sampai di jalan Kayon lagi, saya lebih teliti memasuki toko bunga satu persatu. Bertanya sana-sini, lihat mawar sana-sini. Sumpah ya, bunga itu indaaaaaaaaaaaaaah banget, mungkin seperti perasaan Diva esok yang akan nikah. Bahagia. Seperti saat saya juga yang sedang melihat bunga dimana-mana sore ini. Dan, akhirnya saya menemukan satu toko yang bunga mawarnya baru dikirim oleh pemasoknya. Ada banyak mawar putih dan mawar merah. Tapi karena yang diiginkan mawar putih akhirnya saya membeli sepuluh tangkai bunga mawar putih segar untuk dirangkai menjadi sebuah hand bouquet. Harganya juga pas dengan kantong saya.
Sementara Bapak
penjual itu merangkai bunga, saya duduk-duduk di depannya.
“Buat siapa
mbak bunganya?”
“Buat teman
pak, dia besok mau menikah. Jadi bunganya itu buat bingkisan.”
Si bapak hanya
tersenyum. Tidak lama kemudian beliau menyahuti, “manis banget.”
“Ha? Apanya
pak?”
“Oh ndak
apa-apa kok.” Si Bapak tersipu.
Dua puluh menit kemudian rangkaian bunga mawar putih yang saya pesan jadi. Bagus banget. Dibungkus tissue berwarna putih, dibagian bawahnya ada pegangan yang terbuat dari kertas wrap dan pita yang menghiasi pegangannya. Dalam hati saya berdesis, “oh pantas saja cowok di film-film sering ngasih bunga ke cewek, pasti si cewek senyam-senyum kegirangan. Soalnya bunga itu memang indah.”
***
Minggu pagi ini
hujan deras. Tapi biar gimana pun, jam tujuh tepat saya sudah harus
di rumah Diva. Karena akad nikahnya dilangsungkan pukul 08.30 pagi
dengan adat arab. Dengan sedikit berbasah-basahan, akhirnya saya
sampai di rumah Diva pukul 07.05. Telat lima menit. Untung si Mawar
putih ini saya masukkan ke dalam plastik yang besar jadi masih
terlindung dari hujan. Hehe.
“Diva..
Diva.. this
is for you dear.”
“Mataku nggak
bisa lihat Net, kan aku lagi didandanin.”
“Oh oke deh.
Saya tunggu di ruang tamu lantai atas ya...”
Sambil menunggu dia yang lagi dandan ala pengantin, saya membantu adik-adiknya yang lagi menyiapkan bingkisan untuk 150-an anak yatim di ruang tamu lantai atas. Tidak lama, si Diva sudah selesai. Waaa cantiknya Subhanallah. Pakai baju pengantin warna putih, serba putih ditambah atasnya jilbab putih dengan hiasan-hiasannya. Tak terasa, sudha pukul 08.30. Kami yang lagi bercengkrama berdua di lantai atas dikagetkan oleh suara hadrah yang datang. Rupanya calon suami Diva sudah datang.
Acara dibuka
oleh MC seorang laki-laki. Sementara para ibu-ibu undangan akad nikah
yang hadir dibatasi oleh hijab yang terbentang sepanjang ruang tamu
rumah Diva. Saya, melihat dari atas. Seorang qori' saat itu sedang
membaca lantunan ayat suci Al-qur'an dengan saaaaangat merdu. Suasana
seluruh ruangan menjadi hening tak terpecah. Disusul sedikit tausiyah
oleh seorang ustadz tentang pernikahan. Baru setelah itu.... ayah
diva menikahkan calon suami Diva yang sekarang sudah sah menjadi
suami Diva.
“اَنْکَحْتُكَ وَ زَوَّجْتُكَ
مَخْطُوْبَتَكَ …. بِنْتِ
…. عَلَی الْمَهْرِ ….
“
“Qobiltu Nikahaha wa Tazwijaha alal Mahril Madzkuur “
Barokallah.... saya yang tadinya mengintip dari atas lantai dua langsung berlari memeluk Diva yang lagi di kamar sendiri. "Selamat ya Div...." Saya berbisik lirih di telinganya. Lalu kami saling mendoakan yang terbaik untuk kami berdua. Diva menangis, saya menangis. Diva berkata, “kamu cepet nyusul ya Ninet sayang...” “Amin Ya Robbal Alamin.” Saya menyahuti sambil terisak.
Dan
di antaran tanda-tanda kekuasaan-Nya adalah diciptakanya untukmu
pasangan hidup dari jdnismu sendiri supaya kamu mendapat ketenangan
hati dan dijadikannya kasih sayang di antara kamu. Sesungguhnya yang
demikian menjadi tanda-tanda kebesaran-Nya bagi orang yang berfikir.
(Ar-Ruum:21)
Komentar
Posting Komentar