Anakmu telah Sarjana
Meskipun tidak berhasil melaksanakan Wisuda bulan Agustus lalu, saya sangat
bersyukur. Kalau tidak karena Izin Allah, mungkin saya tidak bisa melaksanakan
sidang ujian skripsi pada H-5 lebaran.
Allahu
Akbar.
Sudah
hampir satu tahun ini saya menjalankan tugas sebagai pengganti mama, Oktober
2013 silam. Saat penglihatan mama tidak lagi berfungsi.
Menjalankan
tugas-tugas mama memang tidak mudah, apalagi tugas seorang Ibu tidak hanya
sekedar menyelesaikan semua pekerjaan rumah. Tidak hanya bersigap bangun pukul
03.00 pagi, membuat sarapan pagi, beres-beres rumah, menyiapkan pakaian bersih
rapi dan sebagainya.
Karang
di lautan setiap saat akan bertemu ombak, namun ia tidak akan lari, hadapi.
Lembutnya
sinar mentari pagi yang saat ini menyentuh kulitmu, seperti itulah kehangatan
dan kelembutan yang selalu ingin saya berikan..
1
November mendatang, anakmu telah sarjana.
Anakmu
akan diwisuda di Auditorium megah bertahta, di Timur Jawa Dwipa, Universitas
Airlangga.
Namun kali ini, tidak ada yang istimewa tanpa kehadiranmu,
Bukan
kah hal ini yang hendak ku persembahkan untukmu, Mama?
Namun
engkau sudah bilang tidak bisa datang.
Saya
cuma bisa terus berdo’a, walaupun memang, yang saya
inginkan, engkau mendengarkan nama anakmu ini yang dipanggil sebagai salah satu
wisudawan sebagai penerima beasiswa.
Tapi
sudahlah, mungkin ini hanya ombak kecil.
Karang
tak perlu merasa runtuh. Bukankah dia sudah terkenal kukuh?
“Maafkan
Mama, kalau tidak bisa hadir di wisudamu esok, Nak. Yang ikhlas ya…”
Kata-kata
yang sempat kau ucapkan sehari setelah saya dinyatakan Lulus dari sidang
skripsi Ramadhan lalu.
Impian
bisa berfoto-foto wisuda disampingmu, mungkin harus sesegera diabaikan.
Padahal,
dari dulu, saya ingin Mama yang menyambut salah satu hari indah itu. Saya ingin Mama yang memberikan senyum semangat saat sudah cantik dan hendak berangkat wisuda.
Lalu, saat para wisudawan telah usai melalui prosesi wisuda dan sibuk mencari kedua orang
tuanya, saya ingin engkau orang pertama yang saya cium tangannya, Ma..
Terima kasih, do'a-do'amu telah mengantarkan keberhasilan
awalku.
Terima kasih, ini buat Mama.
Mama pasti bangga banget sama Mbak Nina. Tetep semangat ya, kamu tetep terbaik buat Mama :)
BalasHapusTerima kasih kak, semua memang sudah menjadi qodho dan qodar Allah, kini aku mengerti kenapa Mama dulu sempat berucap bahwa tidak bisa hadir di wisudaku...
BalasHapusKeep smile :')