Tak Ada Ucapan, Tak Ada Pelukan
Malam ini tubuhku menggigil luar
biasa, angin di luar sepertinya sedang berhembus kencang, atau tubuhku yang memang sedang tidak enak badan. Bulan Maret adalah pergantian dari
musim hujan ke musim kemarau, bukankah hal yang wajar apabila cuaca sering
tidak menentu?
Aku mengubah posisi tidurku
miring ke samping kanan. Foto ini tetap berada di pelukan, sudah hampir 6
bulan aku melewati hidup tanpa dirinya. Aku mengusap linangan air mata sebelum
ia jatuh ke permukaan bantal. Bulan ini terlewati begitu saja, di sebuah kota
termegah yang bagiku biasa saja.
Sebenarnya, aku tahu kenapa tubuh
ini bisa menggigil di malam yang tidak terlalu larut. Sebenarnya aku juga tahu,
kenapa kota ini terasa begitu biasa, padahal dulu aku memimpikannya.
Dua puluh empat tahun, bukanlah
perjalanan yang cukup singkat. Tahun lalu, di bulan Maret ini, dialah
satu-satunya orang yang dapat memelukku erat tanpa rasa canggung, tanpa rasa
malu ataupun tak nyaman. Di saat yang lain hanya bisa mengungkapkannya lewat
pesan singkat, telfon atau sekedar posting di dunia maya. Tapi tidak baginya,
dia yang kala itu masih bisa bertahan, ditengah himpitan rasa sakit, keadaan
yang serba biasa dan belum ada hal istimewa yang dapat aku berikan.
Dia tetap memelukku, dia tetap
berbisik, tidak seperti suara angin yang mungkin telah membuatku menggigil, malam
ini.
Karena sekarang, aku pun tak
dapat menjumpai ucapannya, bahkan rintihannya atau bila mungkin, aku meminta
pelukan darinya.
Dari orang yang sangat
menyayangiku, melebihi dirinya sendiri.
Dari orang yang sangat tahu, apa
yang akan ku ucapkan dan apa yang ku sembunyikan.
Dari orang yang kesabarannya tak
berkesudahan, bulan ini, hariku berjalan,
Tak ada ucapan, tak ada pelukan
dari seseorang yang kusebut ia “Mama.”
Allahummaghfirlahaa, warhamhaa, wa’afihaa, wa’fuanhaa.
Ya Allah, sampaikan segenggam rinduku padanya, ampunilah dosa-dosanya, lapangkanlah kuburnya dan letakkanlah ia di sisi yang paling Mulia. Berilah kekuatan kepada kami orang-orang yang ditinggalkannya, serta berilah limpahan rahmat dan ridho-Mu atas kehidupan kami.
Demi masa. Sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
(QS. Al-Ashr)
Komentar
Posting Komentar