When Mama Say…




Saya menamati hidangan yang tersaji di meja makan beberapa hari lalu dengan mata berbinar, wajah sumringah dan senyum mengembang. Mama masak soto daging kesukaan saya. Hidangannya lengkap, irisan daun pre-seledri, bawang merah goreng, irisan jeruk nipis ditambah lagi warna segar ice lemon tea disampingnya.

Tapi saya tidak lantas duduk manis di depan meja makan dan menikmati hidangan buatan mama yang masih berkepulan asap itu. Saya berdiri menatap lekat wajah mama yang sedang membaca surat Al-Mulk di sembahyangan. Mama lancar betul melafalkannya.

Sekarang, saya tertunduk. Penglihatan mama sudah kabur, penyakit diabetes dan hipertensi yang sudah menahun menjalar ke seluruh tubuh dan mengakibatkan komplikasi yang tidak karuan. Kedua kaki mama sering bengkak-bengkak, napasnya sering ngos-ngosan tanpa sebab, dadanya sering sesak, ah…

Dan sekarang, pembuluh darah mama pecah di retina mata sehingga banyak flek yang menyebar di  mata mama dua-duanya. Mamaku.

Kemarin lusa, Engkau menyiapkan hidangan kesukaan ‘Nduk’-mu ini dengan sangat nikmat. Baru satu bulan kemarin setelah pulang PKL, mama me-nina-bobok-kan dengan sangat manja dengan satu tangan membelai rambut dan tangan lain menepuk-nepuk pantat ala saya bayinya ke saya. Cuma mama yang bisa begini.

Mama, saya tidak mungkin menunjukkan linangan air mata ini di depan mama. Tapi mama, saya tidak mungkin melewatkan sujud di malam-malam Ramadhan ini tanpa mendo’akan mama.

Saya ingat betul, when mama say, “Sudah semester tujuh, sekarang pakaiannya yang  tertutup ya, pakai rok biar tambah cantik.

When mama say, “Sudah semester tujuh kok masih malu cerita tentang #ehem ke mama?

When mama say, “Setiap selesai sholat, entah itu sholat wajib atau sunnah, mama selalu sertakan Mbak dalam do’a supaya kamu diberi pendamping hidup yang baaaaaik hatinya, baik sikapnya, pribadi yang santun, yang mau menerima kita apa-adanya. Karena mama tahu, kamu orang yang baik insya Allah akan dapat yang baik pula.”

When mama say, “Semoga Nina teruuus ditambah kesabarannya sama Allah. Selalu dijaga dan dilindungi dimanapun berada.


When mama say, “Menikah sebelum wisuda lho juga ndak apa-apa Nduk, mama juga sudah kepingin nih punya cucu.”


Mama… >,<

Meski rasanya kadang agak ngek-ngooook tapi kata-kata mama beberapa minggu lalu selalu bikin adem, menyejukkan. Sekarang, kacamata minus mama gak fungsi, liat uang saja mama susah. Liat orang kabur, hanya tahu siapa itu dari suaranya saja. Tapi mama selalu sempatkan ngaji surat-surat favoritnya yang dihafal.

Dalam dengung takbir ini, saya memilih memeluk mama erat-erat, mendekap kasih sayang mama, menyatukan do’a dalam peluh kesabaran dan keagungan Allah SWT.

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar, 
Allahu Akbar, Walillaahilhamd.

Cepet sembuh Ma, setelah lebaran, saya antarkan mama berobat lagi sampai sembuh ya. 
I love you…






Komentar

Postingan Populer