Liberal Workshop For Student On CLIMATE CHANGE AND FREE MARKET-2 (habis)
Seminar hari pertama diakhiri
hingga sekitar jam 12 malam. Diakhiri dengan pemutaran film tentang
liberalisme. Seminar hari kedua malah lebih
seru lagi ketika sesion “kepura-puraan” atau drama.
Sebanyak 25 peserta dibagi
menjadi 3 kubu. Yaitu kubu investor atau kaum modal, kubu akademisi terdiri
dari civil society dan LSM yang
terakhir adalah kubu saya yaitu kubu Pemerintah atau pembuat kebijakan.
(saya sendiri waktu itu sebagai Sekretaris Gubernur Jatim yang merangkap sebagai Staff Ahli Di Bidang K3).
Mengapa?
Ternyata peserta cenderung
memilih ke kaum akademisi sebagai kritikus dan banyak menghujat. Sementara
sebagian ke golongan investor dan yang di golongan pemerintahan cuma 3 orang
termasuk saya.
Perdebatan semakin sengit saat ke
dua belah pihak antara akademisi dan kaum investor yang berisi kaum liberalis
pada menyalahkan kebijakan pemerintah. Tentu suatu drama yang sempurna kalo
saya pikir, karena sketsa tentang kaum liberalis yang tidak menghendaki atau
membutuhkan kontrol dari pemerintah berhasil dilancarkan misinya oleh kaum
investor.
Tapi ketika kubu dari akademisi
saling menyalahkan kaum investor yang selalu menggembor-gemborkan free
market-nya, dengan spontan investor menyalahkan pemerintah terus-menerus.
Mulai dari menyalahkan pemerintah
karena tidak memberikan ruang hijau di setiap daerah sampai pada status pegawai
out sourcing yang terkadang statusnya
tak jelas. Padahal kenyataanya mereka tak mau ada campur tangan pemerintah di
prinsip dasar yang dianut (lihat bagian 1), tapi ketika mereka di hujat
habis-habisan oleh kaum akademisi mereka tidak konsisiten yang selalu
menyalahkan pemerintah sepenuhnya. Kaum investor berpendapat bahwa perubahan
iklim tetap bisa diatasi dengan adanya free market. Ketika itu terjadi emisi
besar-besaran mereka menyuruh pemerintah yang harus bertanggungjawab atas climate change ini.
Ah gampangnya saya sebut global warming deh ya...
Tenang, kubu pemerintah juga tak mau
kalah dengan data-data yang dipaparkan kepada kedua belah pihak. Bahwa yang
diperdebatkan mereka adalah tidak benar sesuai data sistematis dan empiris yang
kami berikan. Akhirnya kami berhasil, karena yang kedua kubu lontarkan hanyalah
asumsi-asumsi tanpa bukti yang kurang sefaham dengan ilmu pengetahuan selain itu pihak pemerintah juga menawarkan beberapa kebijakan baru yang pada akhirnya disetujui.
Nah, dari gambaran ini saya
berharap temen-teman bisa mengerti
Inilah gambaran kaum liberalis,
ingin menang sendiri dengan kebebasan yang dianutnya tapi ketika mereka
disalahkan mereka berkata: “oh tidak, saya berhak untuk bebas.... tidak boleh ada aturan yang mengatur saya
karena saya baik, dan yang saya lakukan ini untuk kesejahteraan ekonomi
masyarakat kelas bawah“.
Sekian.
Semoga cuplikan cerita dua hari saya dikarantina di hotel kemarin bisa memberikan sedikit pengetahuan kepada teman-teman.
Semoga cuplikan cerita dua hari saya dikarantina di hotel kemarin bisa memberikan sedikit pengetahuan kepada teman-teman.
Okee... terima kasih sudah kirim saya jadi delegasinya.
Sering-sering yaa :D
Oleh : Dewiyana IKM B
2010
tengs dewiyana atas sharing informasinya. Semoga apa yang dewiyana dapatkan bisa memberi manfaat kedepannya,
BalasHapussama-sama :)
BalasHapusbaca ya, civitas harus aware sama yang beginian apalagi anak bem.
sering-sering aja deh ngirim jadi delegasinya :p