Ramadhan Bersama Abdi Negara

Marhaban Ya Ramadhan…

Alhamdulillah, di umur yang ke 21 ini saya masih bisa menikmati indahnya bulan Ramadhan tahun ini. Yup! Di pertengahan liburan semester genap tepatnya. Setelah bergemelut ria dengan UAS semester 4, akhirnya tibalah saatnya liburan yang bertepatan dengan datangnya bulan suci Ramadhan. Seneng juga, nilai-nilai UAS kali ini juga terbilang bagus-bagus. Rencananya sih, liburan kali ini mau dipake untuk magang kerja. tapi disisi lain, saya juga kepikiran masalah buku. Tepat tiga bulan yang lalu, sepulang kuliah saya janjian ketemuan dengan marketing-nya Kompas Gramedia (KG), ‘Pak Tomo’.

Kami berbincang-bincang tentang penerbitan buku dan seputar marketing-nya. Pak Tomo orangnya welcome dan sangat baik. Bahkan beliau juga selalu berpesan kepada saya agar terus menulis selama masih mau dan mampu. Juga tidak lupa, pak Tomo menyertakan rumus-rumus marketing-nya. Yang lebih senang lagi adalah ketika Pak Tomo mengenalkan kolega kerjanya, Mbak Anastasya dll yang berkantor di KG Jakarta Selatan. Beliau-beliau itu adalah chief editor di KG. Keren. Meski hanya lewat sms tapi alur untuk buku sudah tergambar detil dari penjelasan yang Pak Tomo berikan.

Setelah pertemuan itu, tiba-tiba saya kok jadi bertekad akan menyelesaikan proyek buku lebih cepat. Tepatnya akhir tahun ini. Meski Pak Tomo mengatakan ada empat judul buku yang harus di launching, eh kenapa saya merasa tertantang dengan tawaran beliau. apalagi ketika beliau memaparkan tentang proses launching dan tempat dimana akan launching. Sepertinya kok seru sekali. Tapi, disisi lain saya juga harus menunaikan agenda saya yang pertama di bulan Juli ini, yakni magang kerja di Dinas Kesehatan. Pinginnya waktu itu langsung ke KEMENKES RI, tapi mungkin tahun ini lebih baik tetap di Surabaya dulu. Keinginan untuk nulis buku, terpaksa harus di pending. Syukur-syukur bisa ngerjain malem-malem. Hehe..

Oke, nggak masalah. Seminggu sebelum puasa saya dan teman saya, Damai mengurus kelengkapan administrasi untuk magang. Dan Alhamdulillah semuanya dimudahkan oleh Allah, kami dinyatakan diterima di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Tepatnya magang kali ini adalah magang profesi. Karena kami berdua kebetulan suka nulis, ya sudah akhirnya kami melamar untuk jadi wartawan kesehatan dari Dinkes Jatim ini. Minggu berikutnya sudah puasa di minggu ini pula pengalaman dinas pertama.

Kami ditempatkan di Info & Litbangkes bidang Pengembangan dan Pemberdayaan Kesehatan Masyarakat (PPKM). Eh tapi, serunya satu minggu masa tunggu surat dari fakultas jadi, kami juga sudah dipercaya lho oleh bagian humas-nya Dinkes. Jadi apa coba???? Jadi perumus kebijakan publik! Seru kan….

Hitung-hitung menerapkan pengalaman organisasi yang pernah saya alami. Hehehe, organisasi saya yang satu ini manfaat banget. Dulu pernah masuk di BEM UNAIR jadi Staff-nya Kebijakan Publik. Eh… pas kerja juga ada lho yang minta tolong untuk membuat rumusan baru tentang kebijakannya. Tapi yang ini bedanya adalah dunia kesehatan. Pas banget kalau digabungin sama ilmu yang saya pelajari di kampus. FKM!

Okee, tiba saatnya surat resmi dari kampus sudah jadi. Dan pada minggu ini, tepatnya mulai tanggal 16 Juli 2012 saya magang di Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Bismillah…

Hari pertama, biasalah masih plonga-plongo. Lingkungan kerja, orang-orangnya, kerjaannya semuanya baru dan belum kenal.

Kenalkan… kepala Bidangnya adalah ibu Sofi, dr. Sofi tepatnya. Kepala seksinya adalah ibu Desi. Staf pembimbing adalah Pak Arief. Dan staf-staf yang lainnya yang sangat banyak. Ibu Sofi masih terbilang orang baru di Dinas, beliau pindahan dari Rumah Sakit Paru yang ada di Jember. sedangkan Ibu Desi sudah terbilang senior di Dinas, beliau ahli di bidang statistika. Orangnya pintar sekali, cantik dan badannya bisa dibilang seksi makanya pas banget jadi kepala seksi. :P

Dua-duanya sudah kami anggap sebagai ibu sendiri kalau di kantor. Basic ibu-ibu ini adalah dunia entertain. Makanya penampilan mereka bisa dibilang gaul pisan euyy…! Terutama Ibu Sofi, beliau kira-kira sudah berumur 55 th. Tapi beliau dulu pernah kerja di broadcast lamaaa. Jadi penyanyi dan penyiar radio RRI juga pernah dilahapnya. Makanya jangan heran kalau orang yang satu ini jiwa mudanya kental sekali.

Tidak jauh beda, kepala seksi yang satu ini. Ehh! Suaranya bagus banget. Mahir MC, pandai bernyanyi, cekatan dalam bekerja dan nilai plus-nya adalah beliau jarang marah. Bahkan hampir tidak pernah marah. Kalau ada bawahannya yang kurang baik, beliau punya cara-cara tersendiri untuk mengatasi karakter dari berbagai orang di kantor. Itu yang saya suka!

Pak Arif. Kalau Pak Arif ini orang beda. Pertama saya di training beliau. HAHAHA. Orangnya kalem sekali, saya jadi suka salting kalau sama orang kalem macam begini. Mengingtakan saya pada seseorang yang ada di kampus. Apalagi Pak Arif juga orangnya pake kacamata. #Ahik :p

Pak Arif lulusan sarjana Teknik dari STT Telkom Jogja. Masih muda, tapi berkat kepiawaiannya dalam bekerja beliau sering di delegasikan untuk DL alias Dinas Luar. Pssssttt… Pak Arif sudah punya 1 istri dan 1 anak perempuan yang masih berumur 1,5 th.
HAHAHA.
“Maaf pak, kalau saya orangnya banyak tanya…” Ucap saya di tengah-tengah training hari pertama oleh pak Arif.
“Oh, tidak apa-apa. Saya lebih suka begini, biar ketahuan mana yang nggak ngerti.”
Pak Arif orangnya sangat sabar. Nggak pernah bicara kasar atau keras. Setahu kite. Hehehe.

Satu lagi. Ada yang namanya Pak Didiek Rachmadi. Sosok pertama yang saya kenal saat menginjakkan kaki di Dinas. Orang ini adalah tipe orang yang cekatan, tanggap, supel dan ramah. Itu kesan pertama yang saya tangkap dari beliau. Dan “Pak Didiek” begitu kami menyebutnya hingga sekarang, beliau adalah orang yang sangat berarti untuk kami, Pak Didiek is my motivator! Sudah seperti bapak sendiri kalau di kantor.

Hari demi hari berlalu di tempat ini. Mengisahkan banyak kenangan. Mulai dari kerjaan yang nggak habis-habis sampai kena omelan para kepala seksi-seksi lain di berbagai bidang. Intinya kerjaan saya adalah nulisss mulu. Mulai nulis artikel, nyari berita, nyari data, menginterpretasikan data sampai jadi editor laporan kesehatan tahun 2011. Dan yang bikin pusing lagi, semua kerjaan itu di deadline bo’!

Tapi nggak apa-apa, karena ini bulan puasa, kerjanya juga sambil puasa jadi harus dijalani dengan sabar dan ikhlas. Eh tahu nggak, serunya lagi waktu minggu ke dua, saya diikutkan tadarusan di masjid Dinkes oleh Pak Yoto. Beliau S1 dan S2 nya juga berasal dari tempat yang sama, FKM UNAIR juga. Ngaji dua juz dari jam 9 pagi sampai jam 11 siang gitu. Tapi karena saya bisa tartil, jadi saya baca pake tartil aja. Eh nggak tahunya malah dibilang enak. Ya Alhamdulillah, bakat terpendam. Yang bikin kerasan kerja adalah bahwa di Dinas ini kalau sholat tepat waktu. Malahan dianjurkan untuk berjama’ah. Setelah sholat dhuhur juga ada kuliah 30 menit dari ustadz-ustadz terkenal yang ada di Surabaya. Manteb tho…

Itu kegiatan kalau senin-jum’at. Kalau sabtu-minggu saya biasanya nyambi kerja di daerah Puri Regency. Daerah Karah, Surabaya Selatan. Kerjanya sih serabutan, alias ikut orang. Mulai dari bersih-bersih rumah, nyapu, ngepel, nyuci mobil, mangkas rumput dll. Tapi sekarang udah nggak, dikarenakan ada hal lain mengharuskan keluar dari pekerjaan ini.

Tiga minggu berjalan, hasil tulisan Alhamdulillah sudah banyak. sekitar enam tulisan sudah rampung dan siap di launch di Website Dinkes. Lingkungan kerja juga sudah seperti rumah sendiri. Mereka. Bisa saya sebut abdi Negara. Ada dua bidang waktu yang saya tangani. Bidang Promkes dan PPKM. Dua bidang yang bisa dibilang paling ruwet. Paling banyak agenda acaranya. Dan paling banyak programnya. Berlari sana-sini setiap pagi untuk menghimpun data, berlari sana-sini setiap pekan untuk mencari berita, berkumpul dengan para pejuang kesehatan, didikannya, juga kebiasaan pertemuan rapat, yang membuat saya semakin menganggap mereka keluarga sendiri. Jam pulang kantor memang pukul 03.00 sore, tapi jika kerjaan belum kelar bisa pulang kerja jam 04.30 sore bahkan lebih.

Mungkin karena saking asyiknya berkutat dengan pekerjaan ini. Jika belum selesai juga, maka kerjaan harus di bawa pulang dan nglembur di rumah hingga malam. Pokoknya, jadwal usai isya’ tetap tak boleh bolong laksanakan sholat teraweh dan tadarusan bersama adik-adik di rumah.  Baru selesai itu lanjut ngerjain tugas lagi. kadang suka kangen, kadang suka tengok hasil karya sendiri yang terpampang lebar-lebar di website Dinkes. Kadang suka terharu pernah menapak di kantor pusat kesehatan dari ke-38 Kabupaten/Kota se-Jawa Timur ini. Juga dengan teman saya Damai, dia kebagian bidang P2 dan PPMK. Pekerjaan kami sama. Menjadi penulis sekaligus wartawan.

Setiap ada masalah kerjaan, kami selalu sharing jadi meski berbeda bidang, tetap ada ilmu yang ditukarkan. Juga cerita-cerita tersendiri tentang sulitnya mendapakan ACC dari Kepala Seksi, riwehnya membaca data KLB, AKI-AKB dll. Tapi kami selalu membuatnya enjoy agar tidak merasa terbebani. Tapi sekali lagi, saya sangat bersyukur. Pengalaman sebulan ini begitu berharga. Tiba minggu terakhir magang. Semua orang satu seksi merasa kehilangan saat kami berpamitan. Ternyata mereka sama. Juga sudah menganggap kami sebagai anak sendiri. File-file kerja kami juga sudah beres dan rapi. Meski pada kerja hari terkahir adalah puncak dimana semua keadaan pada carut marut. Laporan, berkas, kerjaan nulis semua harus selesai dalam satu waktu, yaitu tanggal 16 Agustus 2012.
“Kalau nggak selesai sudah nak, berhenti saja kerjanya. Kamu terlihat sangat capek.” Pinta Ibu Desi dari dalam ruangan sambil melihat saya.
“Nggak kok bu, ini sudah selesai. Sudah mendapat ACC dari kepala seksi juga untuk proses akhirnya.”
Ibu Desi hanya tersenyum. Beliau bilang… “Saya bangga atas kedatangan adik-adik berdua ini. Sangat membantu.”
“Kami mohon maaf bu, kalau pekerjaan kami kurang baik atau sering merepotkan ibu. Kami hanya bisa terus memberikan yang terbaik untuk bangsa ini.”

Setiap malam, saya sering sekali dikagetkan oleh SMS dari Ibu Sofi yang isi SMS nya juga berupa ucapan terima kasih dan rasa bangga memiliki kami berdua. “ternyata Allah memberi kemudahan dengan datangnya kalian berdua semoga pengalaman “berbagai karakter orang-orang akan menguatkan dan mensukseskan mbak Nina dan mbak Damai. Amin. ”

Hmmm.. saya rasa kami juga tidak akan sebaik ini pekerjaannya kalau tidak mendapatkan bimbingan dan ilmu dari bapak-ibu sekalian. Juga mas-mas yang selalu sabar dalam membantu pembuatan desainnya. Mas Randra dan mas Irfan… Waaa dua orang yang tidak pernah marah atau complain ketika dimintai tolong. Ya, walaupun sehari bisa berkali-kali.

Waktu hari terakhir….

“Pokoknya pesan ibu, jika kalian dalam kesulitan apapun selalu kembalikan kepada Allah. Tetap berpegang teguhlah pada Al-Qur’an dan Hadist. Ibu sudah 30 tahun menjadi abdi Negara, tapi ibu menikmatinya. Ibu tidak pernah mengeluh, selalu melakukan apapun dengan ikhlas hingga hasilnya bisa dilihat seperti sekarang. Juga pesan ibu yang terakhir, utamakan hak-hak orang kecil. Karena dari do’a merekalah kita bisa sukses seperti ini. Saya yakin kalian akan menjadi orang-orang yang sukses jika kalian tetap bersikap sederhana dan mempunyai tujuan yang besar dalam hiudp. Kalian pasti bisa.” Tutur ibu Desi saat kami berpamitan di ruangannya.

Saya menangis waktu itu. Nggak bisa nahan air mata jatuh. Suasana sangat mello, apalagi sudah dekat hari lebaran. Ibu desi berdiri dari tempat duduknya dan memeluk kami satu persatu secara bergantian. Dan saya tetap tak kuasa menahan air mata yang terjatuh karena pesan-pesan terakhir beliau. Bahkan, beliau juga sempat mengatakan jika kami lulus nanti bisa langsung bekerja disini. Ikut Honda ‘Honorer Daerah‘ terlebih dulu. Tapi itu kalau kami mau menjadi PNS. Tanpa ragu, kami menganggukkan kepala secara bersama-sama.  

Sejenak, saya jadi ingat tulisan saya beberapa bulan yang lalu. Bisa di cek disini >> https://www.facebook.com/notes/dewiyana-nina/kalo-semua-jadi-enterpreneur-lalu-yang-jadi-pns-pegawai-negeri-sipil-siapa/356806561006562 atau http://dewiyananina.blogspot.com/2012/02/kalo-semua-jadi-enterpreneur-lalu-yang.html  dan saya rasa tulisan ini merupakan lanjutan dari tulisan tersebut. Hehehe.

Akhir magang saya bawa pulang bingkisan atau parsel lebaran dari kantor. Satu keluarga senang sekali, adik-adik, mama, ayah.  Juga ada sedikit bonusan lebaran yang saya terima selama satu bulan ramadhan ini. Alhamdulillah. []


Komentar

Postingan Populer