Happy Wedding Ndog!

“9 Desember besok aku mau nikah, semuanya udah siap. Tapi kok aku gugup ya Net… .”

SMS kamu itu memang udah sekitar dua minggu lalu tersimpan di hape ini. Tapi mau tanggapan apa yang jelas sampai sekarang masih bingung. Senang sih yang pasti, sahabat saya yang cantik ini akan menikah di umurnya yang ke-22 tahun. Syukur Alhamdulillah… tapi, kenapa ya kok saya sedikit merasa kehilangan.
“Ndoog! Sumpah ya, kita udah sahabatan 7 tahun dan kamu mau nikah dua minggu lagi baru ngabarin sekarang. -.-”

Ya, perkenalkan. Nama sahabat saya yang super duper nyebelin itu namanya Diva, tapi udah biasa dipanggil “Ndog” sejak SMA, jadi ya sampai sekarang suka manggil ndog. Abis, badannya kayak telur. Hahaha.

Diva kuliah di jurusan Tafsir Hadist Internasional di IAIN Surabaya. Dia lulus cumlaud dengan menempuh pendidikan S1 3,5 tahun, pas. Dia memang cerdas, pintar juga yang bikin saya iri, dia hafal Al-Qur’an.

Jangan heran, dia memanggil saya dengan “Ninet” sejak SMA juga. Hufh… Kami memang bersama hanya di kelas XI waktu SMA. Tapi entah kenapa, kami sudah seperti saudaraaa banget. Keluarga kami juga sama-sama kenal. Meskipun saya dan Diva memiliki status ekonomi yang berbeda, tapi itu semua tak akan memisahkan persahabatan kami yang sudah seerat ini. Saat senang dibagi berdua, susah dibagi berdua bahkan sampai masalah yang paliiing pribadi pun, sama-sama tahu. Keluarga, pendidikan, keuangan, kerjaan, pengajian bareng, maen bareng, nge-mal bareng, nonton bareng, puasa-buka puasa bareng, ke toko buku bareng, sampai hape ilang juga bareng, terus ganti hape-nya kebetulan sama/setipe. Kami sama-sama gila, sama-sama cantik, sama-sama edan, sama-sama banyak yang naksir saat SMA (hahaa), sama-sama suka Matematika, sama-sama doyan debat, sama-sama anak SKI dan kami sebenarnya sama-sama pendiam. Pendiam kalau sedang lagi jatuh cinta kali yaa… #ups

Saya tahu kamu nggak bisa masak, dan mestinya saya nggak ngejek atau ngolokin. Seharusnya, saya ngasih kamu les privat masak habis ini. Hahaha. Biasanya, kalau kamu sakit, sering banget periksa di dokter dekat rumah. Saya selalu temani kan? Dan biasanya kalau sedang galau banget, sampai nangis, kamu yang selalu bilang “Lebih dekat lagi sama Allah, jangan pernah sedikit pun suudhon. Allah sangat menyayangimu.” Iya kan Div? terus kamu juga biasanya sering nanyain kabar mama. Nanyain kabar ayah. Tapi kan, setelah ini sudah berbeda Div, kamu nggak sendiri lagi. Ada seorang suami yang bisa menggantikan posisi seorang Ninet mungkin?

Katakan, kamu akan lebih dekat dengan ku saat setelah menikah Div… 

Kalau boleh bilang lagi, “Ndog, sebenernya gue juga pingin nikah. Saling mendoakan ya ndog.”  Dia cuma balas, “endel kamu Net… sini tak bilangin sama si itu biar cepet ngelamar kamu.” Hahaha. Dasar Diva!
“Div, apa kita masih bisa janjian di Masjid Nurul Iman Margorejo seperti biasa di waktu Dhuha?”
“Div, apa kita masih bisa kuliner bareng? Katanya kamu mau nraktir aku ke Zangrandhi kan? Kan kemarin aku sudah nraktir kamu di Solaria. Terus katamu minggu depan aku kamu ajak ke Zangrandhi buat makan es krim? Kapan Div?”
“Div, apa kita masih bisa berangkat ngaji tafsir bareng saat minggu pagi di daerah Ampel?”
“Div, apa aku masih bisa sering main ke rumahmu yang di jalan Srikana dekat kampusku itu? Apa setelah menikah kamu akan ikut dengan suamimu?”
“Div, apa kita masih bisa ber-SMS an ria sampai dini hari atau telfonan mungkin di CDMA-ku, seperti biasa?”
“Div, apa aku masih bisa bantu kamu nyiapin takjil dan buka bareng anak-anak yatim itu?”
“Div, I need you……”

Semoga setelah menikah, hidupmu semakin berkaaaaaaaaaaaaaah banget. Sungguh, ini surprise banget. Jadi sambil nangis nulisnya. 
At least, Happy Wedding Ndog!  Barokallah….




Komentar

Postingan Populer