Pribadi Muslimah, Langkah Awal Menjadi Wanita Shalihah

Oleh: Dewiyana*

Seringkali saya mendengar curhatan seorang teman wanita, “ah, saya mulai berhijab nanti saja setelah menikah. Kalau sekarang terus terang saya belum siap.” Lagi, “ah, memang di umur yang ke-18 tahun ini sholat lima waktu saya masih bolong-bolong. Tapi nanti kalau sudah menikah pasti saya akan sholat lima waktu.” Hal itu kerap kali dijadikan sebuah alasan untuk berubah menjadi lebih baik. Bagaimana tidak, lingkungan dan kehidupan jaman sekarang sangat mendukung ke arah yang sering kita kenal dengan kehidupan ‘hedon’. Essensi hijab hanya dijadikan sebagai tren atau mode belaka, bukan sebagai kewajiban untuk menutupi aurat. Tuntunan menjadi tontonan, begitu sebaliknya tontonan sudah menjadi tuntunan. 

Padahal, sebenarnya untuk menjadi pribadi yang muslimah tidak selalu bisa instan seperti yang umumnya mereka katakan. Menjadi seorang remaja putri yang muslimah perlu dibiasakan sejak dini. Disinilah, peran keluarga sangat penting dan mempunyai pengaruh besar terhadap tumbuh kembang putrinya. Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang remaja putri yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, pertemanan, keteladanan dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi. Banyak wanita bisa sukses. Namun tidak semua bisa shalihah.
Mengapa harus diawali dengan pribadi yang muslimah?
Pribadi yang muslimah akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai, bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah). Wanita dengan pribadi yang muslimah adalah satu-satunya wanita yang sanggup menerangi dunia wanita modern yang telah jenuh dengan filsafat materialisme dan pola hidup jahiliyah yang mendominasi kehidupan masa kini. Hal itu dengan mengenalkan dirinya, menghadapkan dirinya pada sumber permikiran yang murni untuk kemudian menata kembali kepribadiannya yang asli yaitu kepribadian yang telah dibentuk oleh Al-Qur’an dan As Sunnah. Kepribadian muslimah yang sejalan dengan fitrahnya.

Hal tersebut akan melahirkan seorang muslimah yang unggul, mulia dan istimewa dalam perasaan, pemikiran, prilaku dan hubungannya. Mencapai tingkat tersebut sangatlah penting bagi kehidupan umat manusia secara umum karena wanita memiliki pengaruh yang sangat besar bagi kehidupan generasi mendatang, mencetak para pejuang, menanamkan nilai-nilai, menghiasi kehidupan dengan cinta, kasih sayang dan keindahan serta memenuhi rumah tangga dengan rasa aman, tenang, tentram dan damai. Perlu kita ketahui bahwa kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Saw. 

“Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”. (HR. Muslim).

Wanita shalihah dambaan setiap insan
Wanita shalihah itu murah senyum. Baginya, senyum adalah shadaqah. Namun, senyumnya tetap proporsional. Tidak setiap laki-laki yang dijumpainya diberikan senyuman manis. Senyumnya adalah senyum ibadah yang ikhlas dan tidak menimbulkan fitnah bagi orang lain. Wanita shalihah juga pintar dalam bergaul. Dengan pergaulan itu, ilmunya akan terus bertambah. Ia akan selalu mengambil hikmah dari orang-orang yang ia temui. Kedekatannya kepada Allah semakin baik dan akan berbuah kebaikan bagi dirinya maupun orang lain. Selalu menjaga akhlaknya merupakan ciri bahwa imannya kuat, yaitu kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah.

“Dan diantara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu istri-istri dari jenismu sendiri  supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir.” (QS. 30:21) 

Secara umum ada tiga ciri wanita shalihah, diantaranya:
Taat kepada Allah SWT. Taat kepada Allah merupakan hal yang sangat urgen yang harus dimiliki wanita shalihah. Karena  kecantikan hakiki seorang wanita dapat dilihat dari ketaatannya kepada Allah Swt. Ketaatan kepada Allah dapat berupa keimanan dan mewujudkan keyakinannya dari segala tingkah lakunya.
Taat kepada suami. Wanita yang mampu memelihara rahasia dan harta suaminya tergolong sebagai wanita shalihah.  Karena itu Allah mewajibkan kepada suami untuk memperlakukannya dengan baik dan penuh kasih sayang.
Lemah lembut. Sebaik-baik seorang istri adalah yang jika suami memandangnya, ia memberikan kebahagiaan. Jika suami menyuruhnya, ia mentaatinya. Dan jika sang suami pergi, ia menjaga dirinya dan hartanya. Istri shalihah senantiasa menyenangkan hati suaminya dan menjaga suasana cinta dan kasih sayang tetap bersemi dalam keluarga. Sesuai sabda Rasulullah SAW: “Sesungguhnya apabila seorang suami menatap istrinya dan istrinya membalas pandangan (dengan penuh cinta kasih), maka Allah menatap mereka dengan pandangan kasih sayang. Dan jika sang suami membelai tangan istrinya, maka dosa mereka jatuh berguguran di sela-sela jari tangan mereka.”

Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri yang belum menikah. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman di sekelilingnya.” 

Begitu juga dengan peran wanita shalihah, sangat besar dalam keluarga bahkan negara. Di  belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih. Selama ini, wanita hanya ditempatkan sebagai pelengkap saja, yaitu hanya mendukung dari belakang, tanpa peran tertentu yang serius. Tentu hal ini akan sangat sia-sia. 

Kaum wanita harus terus berusaha menjadi wanita shalihah dengan mencontoh pribadi istri-istri Rasulullah. Dengan terus berusaha menjaga kehormatan diri dan keluarga serta memelihara farji-nya, maka pesona wanita shalihah akan melekat pada diri kaum wanita kita. Kecantikan sejati seorang muslimah tidak terletak pada keelokan dan keindahan fisik atau keglamoran pakaiannya. Kecantikan sebenarnya direfleksikan dalam hati dan jiwa. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya. 

Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya. Carilah lingkungan pergaulan yang mendukung kita senantiasa kearah kebaikan. Menjadi wanita shalihah yang cantik luar-dalam, mengapa tidak dimulai dari sekarang? []

*Mahasiswa Semester ke-Lima Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya

note: artikel ini menang juara 2 lho... hehe, Alhamdulillah :)

Komentar

Postingan Populer