Sejenak, Mengingat Aromamu, Hujan




Sesakku memandang ribuan tanya pada tatapanmu. Sama sepertiku sesak memandang dua burung pipit berebut senja. Aku pun ingin bertanya, mengapa?

Gerimis sore itu meneggelamkan senja dalam petang yang diam dan sunyi yang meradang.
Aku teringat kau menghilang tiba-tiba tanpa sepatah kata, saat gerimis merubah takdir, hujan.

Harus dengan apa ku ucapkan, maukah kau sejenak nikmati suasana ini?

Menikmati indahnya hujan dari tumpukan-tumpukan gerimis petang,

dan malam semakin larut, melabuhkanku pada muara hujan yang menutup senja,
dan sesaat ku tersadar.

Aku terjebak dalam nuansa gerimis yang menghujani tanda tanya yang mendekap dalam benak.

Tentang inginku...

dan tentang yang tak mungkin terungkapkan karena bukan untuk diungkap oleh ucap.
'kan ku tunggu hujan yang lain datang' tuk menutup petang dalam balutan hangatnya fajar.

dan 'kan ku sebut hujan dalam irama terakhir sebelum malam memudar dan lilin terakhir redup berpijar'.

17042012. Puisi oleh Pratiwi Parmawati.

Komentar

Postingan Populer